Kamu Lagi, Candu...

Di malam-malam kurang tidur seperti ini, pikiran pasti kemana-mana. Entah memikirkan deadline, beban ini-itu, masa lalu, memikirkan kamu sang candu, dan semua-semuanya. Apalagi jika sambil mendengarkan suara Paul McCartney, John Lennon, atau Damon Albarn. Manusia-manusia halusinogen itu membuat saya berpikir kesana kemari. Sampai akhirnya tadi saya memikirkan tentang Tuhan.

Saya bukan orang yang segitunya religius. Ibadah 5 waktu saja masih bolong-bolong. Berpakaian masih seenaknya. Masih sering mengumpat dan bahkan minum alkohol. Yang saya sanggup lakukan adalah solat semampu saya ketika saya masih mampu, mengurangi minum minuman alkohol, dan berusaha berpakaian sepantasnya.
Hubungan saya dan Tuhan sepertinya baik-baik saja. Karena Ia pula saya masih bisa makan kenyang, tidur nyaman dan aman, sekolah yang tinggi, bisa bekerja dan menghasilkan uang, masih bisa bersenang-senang dan menjalani hobby. Berkat Ia pula saya dicintai orang-orang yang mencintai saya.

Intinya yang pasti Tuhan ingin saya ini bahagia. Tuhan mana yang menginginkan umatNya kesusahan? Semua kesulitan yang diberikan Tuhan pasti ada maknanya, saya yakin itu.
Lalu kebahagiaan yang saya jalani sekarang dengan sang candu itu harus saya teruskan atau hentikan? Kalau terlalu berbeda di antara saya dan sang candu, apakah Tuhan tidak akan setuju?

Tapi saya yakin Tuhan ingin saya bahagia. Saya yakin. Selama sang candu masih bisa memberikan kebahagiaan kepada saya tanpa kami berbuat dosa, saya yakin ini yang Tuhan mau.

Terimakasih, Tuhan..
Sampaikan salam pada sang candu, saya sedang rindu sang candu yang sedang kesana kemari.. :)

Muak dan Cinta Kamu, Jakarta.


Rasanya judul post-an kali ini udah terjabar jelas. Sungguh, saya sedang muak dengan Jakarta. Walaupun saya cinta kota metropolitan ini, namun saya sedang muak dengannya. Suatu hubungan love-hate yang sering terjadi antara dua subjek atau objek.

Rasanya ingin pergi dari semua deadlines, keterikatan, ketergantungan, keterbosanan, dan semua hal yang mengikat kaki ini dalam-dalam di tanah Jakarta.
Ingin terjun ke kedalaman laut. Bertemu dengan penghuni laut yang biru jernih. Ikan-ikan dan teman-temannya. Ingin pergi ke pantai. Berguling di atas pasir panas dan bermandikan matahari menyengat. Ingin pergi ke gunung. Menghirup udara bersih dan bersandar di rumput-rumput hijau sambil menatap langit. Ingin ke luar kota. Bertemu orang-orang asing yang tidak mengenal nama dan identitasku sama sekali.

Ingin sekali meninggalkan tanggung jawab pada pekerjaan, perkuliahan, keluarga, hubungan, dan sosial. Ingin sekali tidak peduli lagi jika kulitku terbakar hitam, belang-belang, bentol karena bengkak. Ingin tidak mengenakan make-up sama sekali, tidak peduli penampilan. Ingin tertawa terbahak-bahak dan memaki sepuasnya. Ingin terlihat diterima luar dan dalam. Ingin tidak rindu setiap saat lagi pada dirinya si candu. Ingin tidak ketergantungan lagi untuk menyentuh kamu si candu. Ingin diterima apa adanya seperti kucing saya menerima saya dalam kondisi saya terburukpun.

Keinginan yang ironis. Nyatanya saya masih bertanggung jawab dalam semua hal yang telah disebutkan di atas. Masih mengenakan make-up jika keluar rumah. Masih memilih-milih pakaian agar terlihat serasi. Masih bertutur kata sopan, menahan tawa, menyaring perkataan dan perbuatan. Dan saya masih saja merindukan sosok si candu itu setiap hari. Masih ketagihan dengan kehadirannya setiap hari.

Apa yang saya inginkan sebenernya sederhana ya. Melarikan diri saja...

Ah, benci tapi cinta kamu Jakarta dan penghuni-penghuninya.

Brand New Hallucinogen


Out Of Time by Blur.

Where's the love song?
To set us free
Too many people down
Everything turning the wrong way around
And I don't know what love will be
But if we start dreaming now
Lord knows we'll never leave the clouds

And you've been so busy lately
that you haven't found the time
To open up your mind
And watch the world spinning gently out of time

Feel the sunshine on your face
It's in a computer now
Gone to the future, way out in space

Tell me I'm not dreaming but are we out of time?
We're out of time

Out of time...

_________________________________________________

Lyrics tells everything. And the whole music is like my brand new hallucinogens. Takes me away to the highest level of dream that only exists in my mind. I'm blubbering again, eh? The hallucinogen effects. :')

Dia Itu Candu.

Rasanya baru aja gw bilang sama diri gw sendiri kalo gw sedang sangat menikmati masa-masa dengan status dan lingkungan gw sekarang.
Dengan kenyamanan yang sedang gw rasakan beberapa bulan belakangan ini.
Sampe pada suatu saat tiba-tiba ada orang lain lagi yang tidak pernah gw prediksi sebelumnya masuk ke dalam hidup gw dan bagi gw dia udah cukup mampu "mengacak-acak" beberapa dimensi dalam hidup gw yang semustinya udah bisa gw prioritaskan.

Semustinya yang gw bisa membatasi diri dan mengejar mimpi-mimpi gw selama tiga tahun ke depan, tiba-tiba sekarang gw merasa kebingungan dan tambah satu lagi masalah penting di hidup gw ini.

Kalo musti ambil keputusan dengan akal sehat sih ya gw tahu jawabannya apa. Gw selalu tahu jawabannya apa. Tapi karena pikiran sehat gw udah teracak-acak dan dia merupakan salah satu makhluk yang sulit untuk gw tolak ya gw sendiri membiarkan diri gw untuk terus menerus mengambil candu itu.

Ibaratnya apa sih gitu ya terlarang tapi gw ketagihan.
Ibaratnya kayak gw membutuhkan dia buat menjadi penghibur dalam kehidupan gw. Dan sungguh deh, dia mampu buat gw tertawa di saat gw udah ga ada mood buat tersenyum sekalipun.
Musti gimana gw kalo emang situasi dan kondisi ga memungkinkan?
Kayaknya emang gw musti menarik diri gitu ya supaya masalah kelar semua.

Dan siapa-siapapun juga sama aja. Gw tahu bagi mereka ini menjadi sebuah guyonan dan candaan belaka. Bagi gw pun begitu. Saat ga mikir serius dan ingin seneng2 ya gw berpikir ini semua jadi sebuah ironi di hidup gw karena satu hal yg ga bakal bisa kita dobrak itu.
Tapi ada pada satu masa dan poin ketika gw berpikir serius ke depannya bahwa candu ini terlalu ga baik buat gw. Buat dia. Buat kita berdua. Guyonan itu semua jadi balik menusuk gw dalam-dalam.

Ah. Gw juga bingung musti gimana.
Yang pasti prioritas gw sekarang cuma satu hal. Target di tanggal 31 Oktober, 12 Desember, dan 16 Januari itu.
Permasalahan yang lain gw rasa bisa menunggu. Atau setidaknya biarkan gw terus-terusan kecanduan candu terlarang itu selama beberapa saat ini sampai kita semua bisa menemukan jawaban terbaiknya.

Ah. Kamu! :(

NB: ini postingan paling absurd tapi paling lancar ngetiknya dari otak dan hati yang pernah gw tulis. Bagi yang ngerti ya ngerti pasti karena beberapa orang yg deket ama gw dan sering gw ceritain masalahnya. Yang ga ngerti ya ga ngerti deh. :P

Ciao!

Ini Analisa Saya.

Setelah sekian tahun mengenal kamu, saya mengobservasi perilaku kamu. Observasi secara diam-diam. Observasi selama kurang lebih dua tahun ini saya jalankan secara teliti, sukarela, dan bahkan kamu pernah menjadi subjek observasi favorit saya.

Saya pernah memiliki satu asumsi. Itu dulu. Tentang kamu yang dulu dan belum berubah. Namun ada satu hal yang paling menonjol di saat kamu telah berubah. Yang akhirnya membuat saya menyimpulkan kesimpulan.

"Apakah aku sangat mengintimidasi diri kamu secara sadar atau tidak sadar sehingga kamu berbuat jahat seperti itu untuk membalas aku? Apakah diri aku yang sekarang sebegitu mengintimidasi eksistensi dirimu sehingga kamu berlaku seperti itu?"

Saya sendiri bahkan tidak tahu kenapa diri saya yang begini-begini saja bisa jadi sangat mengintimidasi diri kamu yang kamu bangga-banggakan itu. Yang bisa dengan bangga memamerkan rotasi perputaran wanita-wanita baru dan cantik dalam hidup kamu dengan cepatnya. Dengan sengaja memamerkannya di depanku.

Hei itu pamer. Untuk apa kamu pamer kalau bukan sebenarnya kamu merasa terintimidasi dengan saya? Untuk menunjukkan "Hei, hidup saya sangat baik-baik saja dan bisa mendapatkan wanita-wanita yang jauh lebih baik dari kamu!"?? Untuk itukah? Jika iya untuk itu, saya kasihan sama kamu. Kamu yang selalu berusaha lebih keras daripada orang-orang lain yang saya kenal. Kamu berusaha menunjukan "Hei gw baik-baik aja lho!" dengan cara pamer.

Sungguh, kamu berhasil mencuri perhatian dan rasa kasihan saya. Maaf kalo hidup saya sekarang jauh lebih bahagia dari kamu tanpa perlu membuktikan dan pamer apa-apa di depanmu.

Ini asumsi dan kesimpulan saya yang telah saya kumpulkan setahun lebih ini. Jadi ga usah protes lah ya. Ini kan kesimpulan saya. :)

Tertanda,

Saya yang bahagia.

Alhamdu?? Lillah! :)



Memasuki bulan ke 10 di tahun 2011 ini, gw menyadari satu hal bahwa the year of 2011 is one of the best and hight light year in my life.

Awal tahun ini gw menyambut tahun baru dengan solat di masjid BI semaleman brg salah satu sahabat terbaik gw dan keluarganya. Saat itu gw berdoa supaya tahun ini gw bisa makin kuat menghadapi segala ujian yang diberikan oleh Tuhan dan akan gw hadapi ke depannya, berdoa yg terbaik buat diri gw dan keluarga.
Gw sadar Allah udah baik banget sama gw sampe sekarang. Dari awal tahun ini walaupun gw mulai dengan berat (amat berat) malah bagi gw. Tapi ternyata gw bisa melaluinya. Tambah deket dengan sahabat2 gw yg ga pernah gw sangka akan ada selalu bersama gw.
Ulang tahun ke 24. Pengalaman-pengalaman baru. Kerjaan baru. Laptop baru. Mentawai. Sahabat baru. Keluarga baru. Keluarga Babikku. Keluarga Abnormalku. Jong Java. BB baru. Rumah baru. Cailo the Cat. Red Nose dan Cilincing. Diving Lisence. Penyelesaian "proyek" besar yang tertunda sejak 2008. Semua hal-hal dan orang-orang yang gw temui di tahun ini yang bisa membuat gw ingat betapa bahagianya diri gw ini. :")

Tuhan sungguh baik ya. Gw berdoa dan diberikan semua itu. Diberikan adanya kesatuan dan cinta kasih walaupun kami semua berbeda. Gw dan mereka semua berbeda, tapi gw tetep sayang sama mereka.
Tuhan, di dalam perbedaan sesungguhnya tidak ada kebencian. :)

Talking about perbedaan, tadi gw di-mention di twitter oleh si papah Babik (seorang temen deket gw yg terkadang suka kuyang ajay. hahaha). Mention tweet dr dia gitu banget. Tega 100% tega. Bikin gw mellow sejenak dan ampe nangis. Walaupun konteks dia cuma bercandaan dan kita biasa bercandaan ttg masalah itu, tapi kali ini tiba2 gw tertohok aja gitu. Jadi kepikiran.
Tentang apaan sih emangnya? Yaah gitu deh. hehe. Que Sera Sera aja dulu yukk.. :P

Anyway.. Mari ucapkan Alhamdulillah, syukron ya Allah.. :)

Here Comes The Hectic Moments

Nah. Mulai sekarang sampai bulan Januari gw rasa udah mulai masa-masa tersibuk gw. Senin-Jumat jadwal tuh padet. Bahkan ampe malem.
Ini sih yang sebenernya gw pengenin supaya ada distraktor dari hal-hal yang ga gw inginin. Tapi kok setelah menjalani beberapa minggu malah gw jadi ngeluh capek banget yah. Hehe wajar sih namanya juga manusia. Lebih ngeluh, kurang ngeluh.
But i'm pretty happy with my life right now. Apa ya istilahnya? Free as a bird. Nothing to lose. Easy come easy go?
Yang gw takutkan adalah jika gw akan sudah sangat nyaman dengan kondisi yang sekarang trus gw jadi ga bisa bergerak kemana-mana ya gimana dong? GIMANAAAAAA?

Btw, yg baca post gw sekarang pasti bingung ya. Yah bentuknya emang absurd gini sih gw juga bingung mau nulis apa. Sebenernya yang gw tulis ya apa yang gw rasain sekarang. Hihihi.

Have a good day and may God bless all of us. Semoga senang teruuuus! :)

Kooba Mentawai..

Kalo ditanya tentang pengalaman paling berharga dan tak terlupakan selama 24 tahun gw hidup di dunia ini, dengan pasti dan tanpa ragu-ragu gw akan menjawab pengalaman tiga minggu di Mentawai.



Banyak, bahkan terlalu banyak pengalaman berharga, pelajaran hidup, dan arti hidup yang gw dapatkan dari sana. Di KM 37, Pulau Pagai Selatan, Kepulauan Mentawai. Satu pulau yang mampu mengubah arti hidup gw, membuat gw bisa menjadi lebih kuat, membuat saya menjadi pribadi yang menurut gw lebih baik lagi, dan terutama membuat gw bersyukur kepada Tuhan YME atas apa yang saya miliki.

Gw berangkat ke Mentawai bersama tim Gerakan Kemanusiaan Indonesia (Tim GKI), yang merupakan suatu gerakan atau sarana bagi orang-orang yang ingin membantu dan melayani di daerah-daerah terpencil. Tim GKI ini merupakan bagian dari Gereja Kristen Indonesia yang bergerak di bidang kemanusiaan. Bisa dibilang gw merupakan Muslim pertama yang bergabung dalam kegiatan mereka. :)


Sejak sebelum hari keberangkatan, bahkan dari jauh hari kami semua (tim Psikologi) telah diingatkan dan diberi wanti-wanti mengenai keadaan di sana, terutama warga dan anak-anaknya. Gw berharap bisa mengubah kehidupan mereka lebih baik lagi, akan tetapi kenyataannya adalah mereka yang mengubah hidup gw bisa lebih baik lagi. Bukan gw saja yang telah memberi kepada mereka, tetapi mereka telah memberi lebih banyak kepada gw.

Pelajaran paling penting yang sudah gw dapatkan terutama adalah mengenai bersyukur. Bersyukur dengan apa yang saya miliki. Bersyukur dengan apa yang tidak gw miliki. Bersyukur bisa bertemu masyarakat Mentawai, terutama anak-anak Mentawai.

Saat berada di sana, gw lebih sering beraktifitas dengan anak-anak dibandingkan dengan orang dewasanya. Karena gw bersama tim Psikologi memiliki program trauma healing yang difokuskan pada anak-anak di sana. Waktu satu minggu pertama kami melakukan pendekatan pada anak-anak, yang kami kira akan sulit karena kesulitan dalam budaya dan bahasa. Namun anak-anak disana ternyata cukup mudah untuk didekati, karena latar belakang mereka yang kurang adanya sosok orang dewasa dalam hidup mereka. Gw dan teman-teman yang lain bisa merangkul mereka dalam waktu yang dibilang cukup cepat. Mungkin benar dengan apa yang telah dikatakan oleh pemimpin kloter 3, Pak Har. Dia bilang “Segala sesuatu yang dikerjakan dengan hati maka hasilnya akan berbeda..”

Setelah semakin dekat dengan anak-anak Mentawai, gw menyadari bahwa gw menyayangi mereka..bukan kasih sayang yang semu. Tapi bener-bener sayang sama mereka. *cieh bahasa gw*. Dengan segala kepolosan dan kehebatan dalam masing-masing diri mereka. Merekalah yang membuat hari-hari gw selama di Mentawai sangat berwarna. Ada hari-hari saat gw dan teman-teman tidak membantu mengajar ataupun tidak ada kelas tambahan, hari-hari tersebut terasa lebih panjang dibanding dengan hari-hari lainnya saat gw bertemu dengan anak-anak. Ada beberapa anak yang sudah gw anggap seperti adik gw sendiri dan gw sangat menyayangi mereka. Aku rindu Muel, Puji, dan Anju. Anak-anak yang selalu memanggil-manggil nama gw, dan anak-anak pertama yang mengatakan mereka sayang sama gw . Gw bersyukur bisa mengenal dan dekat dengan mereka semua. Mereka yang meninggalkan jejak terdalam di hati gw, semoga suatu saat bisa bertemu mereka lagi.

Gw juga mendapatkan suatu pelajaran lain yang sangat penting. Yaitu tentang kerja sama tim, kekeluargaan, dan pluralistik. Gw datang ke dalam suatu lingkungan baru, yaitu tim Gerakan Kemanusiaan Indonesia (T. GKI) ini. Selama tiga minggu pula gw akan hidup bersama mereka, beraktifitas bersama, dan susah senang bersama. Dengan total anggota lebih dari 30 orang, maka gwpun dituntut untuk bisa menyeimbangi mereka semua. Terutama dengan kondisi gw yang berbeda dengan anggota-anggota yang lain, yaitu dalam hal kepercayaan. Gw tidak pernah menyangka jika anggota-anggota yang lain akan menerima gw dengan sebegitu sangat baiknya. Mereka sudah seperti keluarga sendiri. Tidak menganggap perbedaan di antara kami sebagai penghalang.

Saat bekerja sama sebagai tim pun kami bisa melewatinya dengan baik. Semua 30 isi kepala yang berada selama di sana mampu kami satukan untuk mencapai satu tujuan, yaitu membuat Mentawai lebih baik lagi. Ada hari-hari ketika kami memiliki perbedaan pendapat, sulit menerima anggota lain yang memiliki sikap dan karakter berbeda. Tetapi ketika kami mengenal satu sama lain lebih dekat, semuanya terasa berbeda dan kami bisa mengerti.

Gw sendiri menganggap bahwa orang-orang di Tim GKI adalah beberapa orang-orang terbaik yang pernah gw temui sepanjang hidup gw. Dengan niat tulus untuk membantu dan melayani masyarakat Mentawai, mereka mampu menyingkirkan ego masing-masing dan melayani dengan tulus. Di sini gw memahami arti dari sebuah “pelayanan” yang dilakukan orang umat Nasrani. Sebuah kegiatan tulus yang tidak dapat ditandingkan dengan perbuatan lain. Gw belajar pula untuk bisa melayani dan beribadah dengan cara membantu warga sekitar yang membutuhkan seperti yang pernah dilakukan oleh Nabi Muhammad. Gw bisa memahami lebih jauh berkat Tim GKI yang bisa menerima gw apa adanya, tanpa memandang perbedaan.

Saat malam-malam terakhir berada di Mentawai, gw dipuji oleh salah satu anggota yang juga seorang dokter. Ia bilang bahwa dia salut sama gw, dengan perbedaan gw mampu berada di tim dan bekerja dengan tulus dan juga menjadi kakak favorit di kalangan anak-anak. Gw merasa pujian itu ga pantas untuk gw, gw hanya berusaha yang terbaik dan belajar dari anggota tim yang lain. Ucapan salut tersebut lebih pantas gw tujukan kepada tim-tim yang lain. Yaitu tim kesehatan dan dokter-dokter yang telah melakukan pekerjaan terbaik mereka untuk melayani masyarakat Mentawai. Bekerja dan melayani dengan hati dan tanpa merasa jengah dengan penyakit yang terlihat menjijikan sekalipun. Terimakasih Kakak Vera atas pujiannya, sesungguhnya aku tidak ada apa-apa dibandingkan dengan para dokter. :)

Kepada tim dapur dan para koki yang hebat. Yang selalu bangun lebih pagi dan bahkan tidur paling malam dibandingkan kami semua. Memasak untuk anak-anak Mentawai dan anggota-anggota Tim GKI yang lain. Pekerjaan kalian adalah sumber kekuatan bagi kami semua. Tanpa kalian, kami tidak akan bisa berjalan dan beraktifitas selama di Mentawai. Dari tangan-tangan Bu De dan Pak De lah tim kita bisa hebat seperti kemarin. :)

Kepada tim relawan yang bekerja dan melayani dengan hebat pula. Para abang-abang dan kakak-kakak baru gw yang telah saya temukan dari Tim GKI. Tidak ada kata-kata yang bisa saya ucapkan bagi tim relawan selain, “Saya bangga bisa kenal dan menjadi satu tim dengan kalian...” .. Relawan relakan! :D :D

Kepada tim psikologi. Tim yang telah bersama-sama dengan gw sejak tahun lalu, yang telah memperjuangkan mimpi-mimpi kami untuk pergi ke Mentawai menjadi nyata walaupun banyak pihak-pihak yang meremehkan dan memandang sebelah mata. Perjuangan kami tidak pernah sia-sia, mimpi kami menjadi nyata. Kami telah memberi kepada anak-anak Mentawai, dan kami telah diberi lebih oleh anak-anak Mentawai. Kepada Olin, Johan, Affi, Arlita, Simson, Mike, dan terutama Davin yang telah membawa kami semua, terimakasih banyak atas pengalaman paling berharga ini.

Dan terakhir kepada Gerakan Kemanusiaan Indonesia dan Gereja Kristen Indonesia yang telah menerima gw sebagai bagian dari kalian. Seorang Natasha Febryana yang satu-satunya dan pertama kalinya seorang Muslim yang berada di tim GKI. Kata-kata terimakasih dan ucap syukur saja tidak akan cukup. Suatu kebanggaan dan kebahagiaan gw bisa bergabung bersama kalian dan ikut melayani masyarakat yang menbutuhkan bantuan kita. Gw akan terus mendoakan GKI akan terus maju dan bisa mencapai semua tujuan dengan sukses.

Terakhir gw ingin mengucapkan syukron ya Allah.. Alhamdulillah atas semua pengalaman ini. Bisa berada di Mentawai dengan alam dan pantai-pantainya yang luar biasa indah dan tidak bisa digambarkan dengan kata-kata, bahkan melalui foto pun tidak bisa menggambarkan indahnya alam di sana. Alhamdulillah bisa bertemu masyarakat Mentawai dan segala keunikan mereka, Alhamdulillah bisa menjadi bagian dari Tim GKI. Gw harap saya bisa terus bersama-sama tim GKI, bersama-sama sebagai keluarga, bersama-sama untuk melayani daerah-daerah pelayanan lain dan kita semua bisa berguna bagi mereka.

Masura bagata.. Kooba Mentawai. (Terimakasih banyak.. Cinta Mentawai..) :) :)



Hurted.


Dada berdebar-debar. Sakit di dada. Terasa sesak. Air mata bisa meledak setiap saat. Alis kedua mata saling bertautan. Garis-garis kening terbentuk. Memori-memori bermunculan di saat-saat yang tidak bisa ditebak.

Itu yang aku rasakan. Perasaan apa itu? Apakah itu perasaan sedih? Terkhianati? Ditinggalkan? Kesepian? Sendirian? Disakiti? Dilewatkan? Disia-siakan? Tidak dianggap? Tidak diingat?

Yang pasti itu adalah sekumpulan perasaan yang terbentuk dari seorang manusia yang disakiti. Bukan tersakiti. Karena awalan “-ter” hanya untuk subjek yang tidak sengaja merasakan sakit, tidak ada pihak lain yang berusaha menyakiti dia. Sedangkan awalan “-di” adalah sebuah perbuatan yang disengaja. Perbuatan yang diciptakan dan dilakukan dengan suatu maksud ingin menimbulkan sakit pada pihak lain. “Pihak lain” dengan kata adalah aku. Saya. Gue.

Akulah yang disakiti. Cukup sekian dan terimakasih.

A Mind Fucker.


One night, in twitterland.. One of the famous and my fave author, Raditya Dika, just tweeted quotes from Neil Gaiman’s book. At first, i thought it’s just another cheesy love quotes. I bet you’ll gonna say the same thing with me if you just read the first line.Justify Full

And then i read it till the last lines. And i was wrong. I was SO wrong. Its not just another cheesy love lines. In fact, it was one of the greatest and “MENOHOK” lines i’ve ever read. And I know its gonna stick in my memory forever.

And this is the quotes from Neil Gaiman, the Sandman no.65:

“Have you ever been in love? Horrible isn’t it? It makes you so vurnerable.

It opens up your chest and it opens up your heart and it means that someone can get inside you and mess you up. You build up all these defenses, you build up a whole suit armor, so that nothing can hurt you.

Then one stupid person, no different from any other stupid person, wanders into your stupid life. You give them a piece of you. They didnt ask for it. They did something dumb one day, like kiss you or smile at you, and then your life isnt your own anymore.

Love takes hostages. It gets inside you. It eats you out and leaves you crying in the darkness.

So simple a phrase like ‘maybe we should be just friends’ turns into a glass splinter working its way into your heart.

It hurts. Not just in the imagination. Not just in the mind. It’s a soul-hurt, a real gets-inside-you-and-rips-you-apart pain.

I hate love.”

Another mind-fucker. A mind-raper. And its stuck in my mind from yesterday till now..or maybe for forever.

Laa Tahzan, Innallaha Ma'ana



From Al Qur'an
Asy-Syura 42 (30-39)

Whatever misfortune happens to you, is because on the things your hands have wrought, and for many (of them) He grants forgiveness

Nor can ye frustrate (aught), (fleeing) through the earth; nor have ye, besides Allah, any one to protect or to help.

And among His Signs are the ships, smooth-running through the ocean, (tall) as mountains.
If it be His Will He can still the Wind: then would they become motionless on the back of the (ocean). Verily in this are Signs for everyone who patiently perseveres and is grateful.

Or He can cause them to perish because of the (evil) which (the men) have earned; but much doth He forgive.

But let those know, who dispute about Our Signs, that there is for them no way of escape.

Whatever ye are given (here) is (but) a convenience of this life: but that which is with Allah is better and more lasting: (it is) for those who believe and put their trust in their Lord:

Those who avoid the greater crimes and shameful deeds, and, when they are angry even then forgive;

Those who hearken to their Lord, and establish regular Prayer; who (conduct) their affairs by mutual Consultation; who spend out of what We bestow on them for Sustenance;

And those who, when an oppressive wrong is inflicted on them, (are not cowed but) help and defend themselves.

The recompense for an injury is an injury equal thereto (in degree): but if a person forgives and makes reconciliation, his reward is due from Allah: for (Allah) loveth not those who do wrong.

From Bible Psalm 102 (1-11) A prayer of an afflicted person who has grown weak and pours out a lament before the Lord

Hear my prayer, LORD; let my cry for help come to you.

Do not hide your face from me when I am in distress.

Turn your ear to me; when I call, answer me quickly.

For my days vanish like smoke; my bones burn like glowing embers.

My heart is blighted and withered like grass; I forget to eat my food.

In my distress I groan aloud and am reduced to skin and bones.

I am like a desert owl, like an owl among the ruins.

I lie awake; I have become like a bird alone on a roof.

All day long my enemies taunt me; those who rail against me use my name as a curse.

For I eat ashes as my food and mingle my drink with tears

because of your great wrath, for you have taken me up and thrown me aside.

My days are like the evening shadow; I wither away like grass.


__________________________

I'm down. I lose my way and my path. I open my cellphone and searching for the best paragraph and verve from Holy Al Quran. I asked my bestfriend about the best verve from Bible. I just need some extraordinary words to save me from my despair.

I found 'em. I cried when i read it. I dont even know what should i do next. Help me, God.

Help me.. help me to find my way to erase my pain. Or to erase my memories.

I'm too weak now. Please help me, ya Allah ya Robbi...