Afterhour Galau Post

Pukul 17:16
Lokasi : suatu gedung dengan embel2 psikologi di daerah Tanjung Duren

Belom pulang. Seperti biasa gw masih doyan nongkrong2 di sini. Lebih baik ketemu orang banyak drpd sendirian aja bengong di rumah ato di perjalanan dalam angkot menuju rumah. Gw suka kayak gini. Lebih suka menunggu diam2 orang lain yang masih rapat. Mendapatkan bonus "me time" online ngalor ngidul kayak gini.

Tapi online ngalor ngidul kayak gini bikin gw tambah mellow ga jelas. Buka profilenya. Baca apa berita terbaru. Dan ujung2nya menyalahkan diri sendiri lagi. Menyalahkan dirinya habis2an. Memaki dalam hati dengan puas. Menyalahkan wanita lain. Menyalahkan keadaan. Karena aku tak ingin disalahkan. Aku tak pantas disalahkan. Inilah puncak keegoisanku.

Kau yang meninggalkan dengan sejuta alasan kejam. Alasan bodoh. Alasan jahat. Alasan yang tidak manusiawi.
Jadi boleh kan gw jg jahat. Mikir jahat? Memaki?
Tapi gw ga berbuat jahat. Gw ga bisa berbuat jahat.

Bagaimana bisa kau berbuat jahat pd orang yang kau sayangi? Atau setidaknya pada orang yang pernah ada di hati dan hidupmu?

Gw lebih manusiawi. Lebih tau bagaimana caranya memperlakukan orang yang pernah ada di hidup gw. Yang pernah singgah di hati gw. Yang pernah merajut mimpi masa depan sama gw.

Gw manusia yang sangat manusiawi. Gw perempuan yang sangat manusiawi..
Manusia labil yang sedang bodoh2nya.. Yang sedang terpuruk dan tersaruk buat melihat ke depan. Kemudian memasang topeng terkuat yang gw miliki.

Tapi sekarang, di tempat ini..jam sekarang.. Gw lagi capek2nya. Dua hari berturut2 ga tidur, besok siap2 berangkat outbond dan nginep.
Pergi ke acara menginap untuk menghindari tanggal yang pernah paling gw tunggu2 tahun lalu. Tahun ini gw cuma pengen jauh dr alat komunikasi, internet, dari kota tempat tinggal kita.

Arghhhhhh...
Pergilah kamu si Ebby yang sedang labil dan bodoh.


The Littlest Things



Pernahkah kejadian di diri lo bahwa satu lagu saja bisa membawa pikiran lo kesana kemari. Berkenalan ke masa lalu bahkan.. Keinget bahwa satu lagu itu dulu pernah membuat lo tersenyum bahagia.
Pernahkah terjadi di diri lo ketika melihat satu foto saja, bahkan tak berlembar..hanya merupakan satu foto di dunia maya yang mampu membuat pikiran lo melayang kembali ke memori masa lalu.
Mengerikan bagaimana satu foto atau lagu saja bisa menyiksa pikiran dan memori-memori kita.. (setidaknya bagi gw, orang yang amat sangat sentimentil).

"Ohh, gw inget foto itu. Dulu gw yang motoin waktu pertama kali kita jalan..."
"Hmmm i remember that picture and that night.."
"Ini dulu kan lagu pernah dikasih buat gw..."

Mengerikan ya.
Terutama bagi gw, orang yang selalu mengingat setiap detail-detail kecil.

I know i sounds kinda desperate (no..no desperate) and so effin' gloomy. But what else can i do?

Sesibuk dan secapek apapun gw, tetap aja memori-memori yang ga gw inginkan itu selalu datang lagi. Datang lagi. Datang lagi.

Selalu ga pernah abis pikir bagi gw bahwa dua orang yang dulu pernah saling jatuh cinta gila-gilaan akhirnya sekarang saling menyakiti. Atau lebih tepatnya, hanya gw yang ngerasa sakit.
Bagaimana bisa..dulu kita pernah jadi orang yang paling dipercayai, sekarang tidak dipercayai apapun lagi yang kita katakan.

And so the progress is still 40%...
Keep going on Ebby... Keep carry on...


the New Begining

Agustus berlalu. September hampir berlalu. Tanpa gw sadar ternyata udah lebih dari setengah tahun gw ga nulis di blog ini.

Dan sekarang gw kembali lagi. Setelah semua pengalaman hampir 9 bulan ini tanpa menulis di blog ini..pengalaman manis, pengalaman pahit, pengalaman indah, pengalaman menyakitkan.

Jd keinget post terakhir di sini, sebelum malam tahun baru 2010. Saat itu rasanya baru saja kemarin. Saat itu rasanya gw sedang bahagia-bahagianya. Saat itu gw bahagia. Kita bahagia.

Time flies really fast and everything's changed, everybody's changed. Termasuk aku, termasuk kamu..termasuk kita.

I thought the last 15 months was perfect. Full of memories. I thought it was perfect. Until that day. Yes, that day.

Ga pernah gw sangka bakal sesakit ini. Sakit bgt rasanya. Atau bahkan sesulit ini. Penuh dengan rasa sakit dan air mata ini.

Walaupun pertanda2 udah ada dr dulu, tp gw selalu mencoba berpikir positif. Walaupun sebenarnya gw ngerasain dan tahu apa yg sebenarnya terjadi di belakang gw, tp gw selalu mencoba memaafkan dan melupakan. Mencoba berlari supaya menyangkalnya. Walaupun terkadang gw mencoba menyiapkan diri, tp gw ga pernah menyangka akan tidak sesiap ini.

Sekarang yg kerasa cuma sakitnya aja. Air matanya aja. Sesaknya aja. Rasa dikhianatinya saja. Setelah semua komitmen meluap begitu saja.

Mungkin 15 bulan ga ada arti apa-apa baginya, tp ga bagi gw. Itu yg bikin gw jadi sesulit ini. Mudah saja mungkin baginya. Terus mencari yang baru dan dengan mudahnya mengatakan "cinta". Bagi gw mungkin akan tersaruk-saruk melewati proses ini. Dan tetap menampilkan sosok kuat diri gw sebagai topeng.

Dan saat2 gw sedang sendiri, topeng itu gw lempar sejauh2nya, hingga rasa murung itu datang lagi. Yang membuat semua rasa sakit, dikhianati, pedih, terluka, sesak terus menguasai gw tiap malam.

Selelah apapun gw saat siang hari, selalu ada waktu di malam hari untuk rasa-rasa sakit itu. Bahkan saat baru terbangun dari tidurpun posisi gw otomatis sedang meringkuk melindungi hati gw.

Takut akan rusak dan luka oleh memori lama. Oleh mimpi-mimpi lama. Yang pernah dirajut, yang pernah diucapkan, yang pernah dijanjikan. Oleh memori-memori kenangan yg terus bermunculan di benak dengan tidak berperasaannya setiap saat. Bahkan di setiap hal yg gw temui&lakukan menghubungkan ke luka itu. Kadang gw ingin hilang ingatan. Ekstrim...

Gw takut luka gw yang sedang bernanah ini terus menjadi parah. Takut hilang.

Sekeras apapun dukungan orang-orang terdekat, tetap saja rasa sakit ini sulit pulih. Semua dukungan tulus, lembut, semangat, bahkan memaki gw untuk cepat bergerak. Ga segampang itu nyembuhinnya. Percayalah, ga akan segampang itu.

Tapi gw yakin suatu hari nanti gw akan menengok ke belakang dan melihat semua ini hanya sebagai kenangan kosong belaka. Namun itu ga sekarang. Tidak sekarang.

Untuk saat ini, biarlah gw mencoba merangkak perlahan, berjalan pelan.. Biarkan gw menangis setiap malam, biarkan gw terlihat murung tanpa alasan, dan merasa sepi walaupun berada di keramaian. Biarkan gw sementara. Gw ga ingin terburu-buru mencari yg lain tapi ujung2nya saling menyakiti lagi.

Suatu hari nanti, kawan.. Suatu hari nanti, aku berdiri tegap dan ceria lagi. Tapi tenang saja kawan, aku profesional dalam hal menjalani hidup. Tak kan kubiarkan hidupku berantakan karena luka ini. Aku terus berjalan kok..

Dan selamat tinggal untuk kamu.. Munafik jika dibilang tidak rindu, ya aku rindu..tapi aku terus bergerak. Suatu hari nanti tidak akan ada lagi perasaan ini untukmu. Semuanya akan kosong.

"Luka dan bisa kubawa berlari, berlari, hingga hilang pedih peri" -Chairil Anwar-

"Kini ku hanya ingin lupakan semua.. Mengenangmu menyesakkan jiwa.. Kan kuhapus airmata hingga ku dapat sembuhkan luka..." -Cokelat-