Trust.

You can never "ask" trust.
You gain it.


All I Need

(Radiohead, All I Need)

I miss you, terribly.... :(

Di Sela Melembur dan Rindu.



Sudah sekian bulan tidak pernah lembur di kantor sampai malam. Biasanya jam kerja teratur, pekerjaan selesai tepat waktu, dan tidak keteteran.

Sekarang mungkin karena kurangnya personil dan bantuan. Jadi sampai sekarang, jam segini (ya masih jam 19:41), saya masih terjebak di kantor mengurusi urusan karyawan. Kerjaan HRD banget ya.

Mata rasanya sudah perih. Entah karena efek terlalu lama menatap layar monitor atau kurang tidur atau kombinasi keduanya (terburuk).

Sekarang mulai memasuki fase "sudah sangat lelah namun tidak bisa tidur" di hampir setiap malamnya. Padahal tubuh ini sedang lelah-lelahnya. Berbalapan lelahnya dengan mental dan pikiran dan mungkin juga hati? Kombinasi yang lebih buruk lagi.

Saya yakin, sepulang dari kantor, yang akan saya lakukan hanyalah membaringkan tubuh seperti kemarin-kemarin juga, dan tidak bisa tidur hingga pukul 02.00 tengah malam.

Mungkin ini saatnya saya "pulang" ke elemen saya, laut. Saya ingin menyelami lautan biru lagi. Menjernihkan pikiran dan tubuh lelah ini.

Atau mungkin saya hanya terlalu merindukan kamu.
Jangan tenggelam terus dong kamu yang disana... Cepat pulang, jangan terlalu lama berkelana dan merenung ya. 


Sejak Kapan Belajar Begitu?

Hidup ini sebenarnya hanyalah tentang proses belajar kan ya?
Belajar menemukan.
Belajar mengenal.
Belajar mencintai.
Belajar mengerti.
Belajar menyakiti.
Belajar meninggalkan.
Belajar menunggu.
Belajar memaafkan.

Pertanyaannya adalah, sejak kapan kita belajar menyakiti orang lain?
Berbeda dengan mencintai, kita tidak perlu belajar untuk mencintai.
Jadi sejak kapan kita belajar untuk menyakiti orang lain?
Rasa-rasanya para ibu tidak pernah mengajarkan anak-anaknya bagaimana cara untuk menyakiti.

- some random thought.
dituliskan saat hujan deras sedang mengguyur gedung kantor. -

Ini Bukan Elegi.

"Memangnya kamu udah tertarik buat deketin aku dari awal?"
"Iya, sudah kok."
"Dari awal ketemu?? Ah, masa..?"
"Iya." jawabmu dengan mantap.

Aku menatap lurus ke arah matamu. Mencoba mencari kebohongan dan kegombalan ala pria dewasa yang sedang mendekati wanitanya.
Sia-sia. Aku tidak bisa melihatnya. Tidak bisa mendapatkan apa yang aku cari. Lagipula sore itu kau terlihat malu bercampur gugup bertemu denganku. Kamu pikir aku tidak? Aku mungkin bisa meledak terlalu senang karena akhirnya bertemu lagi denganmu hari itu.

"Oke." ujarku. "Kenapa sih tertarik deketin? Aku kan rese." tanyaku lagi.

Mungkin Tuhan menciptakan wanita berikut dengan peralatan "kenapa"-nya yang tidak ada habisnya, tidak pernah puas dengan satu jawaban. Kasihan para pria. 

Aku yang terlalu banyak berpikir. Aku yang terlalu banyak berasumsi. Aku yang terlalu negatif. Terkadang aku ingin untuk sementara saja ada bagian di dalam otakku yang terlalu banyak bekerja dan berpikir bisa dihentikan sementara. Supaya aku bisa menikmati momen yang sedang kami jalani sekarang.
Menikmatinya tanpa embel-embel apa-apa. Tanpa asumsi apa-apa. Tanpa kecurigaan apa-apa. Tanpa pertanyaan kenapa.

Jawabanmu sore itu mengejutkanku. Mengejutkanku pula mengapa aku bisa menyukai jawabanmu.
Mungkin jika kamu menanyakan kembali ke diriku dengan pertanyaan yang sama, aku tidak tahu harus menjawab apa. Berjuta pikiran berkelebatan di otakku. Andai kamu bisa membacanya, karena aku tidak bisa menuangkannya ke dalam bentuk vokal.

Dan untuk berjaga-jaga saja, jika suatu saat kau membaca blog-ku ini, aku ingin mencoba menjawab pertanyaanmu itu disini:
  1. Aku menyukaimu karena kamu jujur dan polos atas segala sisi negatifmu (yang aku dapati hal itu malah menjadi kebalikannya).
  2. Aku menyukaimu karena kamu tidak pernah berusaha keras untuk tampil keren. 
  3. Aku menyukaimu karena kamu orang yang rumit. Lebih rumit dari diriku sendiri.
  4. Aku menyukaimu karena sejauh apapun aku pergi ke pulau  dan kota mana pun, Tuhan memutuskan untuk mempertemukan aku yang sedang hancur dan kamu yang sedang kabur. Semesta mendukung, ya?
  5. Aku menyukaimu karena sikap tidak bisa ditebakmu.
  6. Aku menyukaimu karena kau selalu mempunyai cara untuk mengingatkanku pada kewajiban rohaniku dengan Tuhan dan keluarga.
  7. Aku menyukaimu karena kamu manja. Jangan ditanyakan kenapa. Titik.
  8. Aku menyukaimu karena kamu pekerja keras.
  9. Aku menyukaimu karena kamu menerima diriku yang tidak beres dan hancur ini.
  10. Aku menyukaimu untuk alasan-alasan yang tidak masuk akal dan tidak bisa disampaikan.


Andai kamu bisa membaca pikiranku ya...

Untuk kamu yang disana, yang sedang berkelana mencari ketenangan dan menikmati pikiran-pikiran kalutmu, ingatlah bahwa aku akan menunggumu disini. Hingga nanti suatu saat Tuhan berbaik hati mempertemukan kita lagi di sela-sela dunia kita, aku akan setia menunggu kembali kepala lelahmu yang bersender di bahuku, kecupan kecil di bahuku, tawa malumu, lambaian tangan perpisahan di bandara, dan sebuah tiupan cium yang kau kirim dari luar jendela taxi.

- Aku yang menunggumu di pulau seberangmu -

Kamu.

Sedikit cemas, banyak rindunya... (Payung Teduh)