Percaya.

Karena "percaya" adalah kata kuncinya, jadi yang aku harap adalah aku tidak kehilangan kunci itu.
Sesulit apapun untuk melakukannya, tolong jangan membuat kunciku hilang...

A Hidden Paradise Named Derawan.

Jadi sudah bukan rahasia lagi kalau gw hobinya kabur ke pantai dan laut di saat sedang mumet sama masalah. Seperti kata Isak Dinesen kan? He said, "The cure for anything is salt water - sweat, tears, or the sea".

Tanggal 21 Oktober 2013, dengan nekat gw beli tiket pesawat PP Jakarta - Tarakan - Jakarta untuk tanggal 2 - 5 November 2013. Tujuan kali ini adalah Pulau Derawan, Kalimantan Timur. Keindahan Pulau Derawan udah terkenal dimana-mana. Dan gw sudah sangat tidak sabar untuk melaut disana..
Awalnya gw seperti biasa nekat akan berangkat sendirian, udah beli tiket pesawat, udah kumpulin info mau ikut open trip yang mana, dan lain-lain. Tiba-tiba dua hari kemudian si Yudi ngajakin ke Derawan karena dia mau survey dan gw jawab "Gw udah beli tiket kali Yuuud..gw lagi butuh ke laut.". Dan akhirnya liburan gw ke Derawan kali ini berhasil ditemani oleh Yudi yang menyusul beli tiket dan mengurus semua urusan penginapan dan transport di sana. Gw hanya terima jadi aja. :P

Hari I (Sabtu, 2 November 2013)

Kita berangkat naik pesawat Lion Air yang jam 05:30 pagi. Gw dan Yudi janjian ketemu di airport supaya bisa ke counter check in bareng dan bisa duduk sebelahan. Saat itu kondisi airport sudah ramai, padahal masih subuh. Nampaknya semua orang ingin pergi dari Jakarta di saat long weekend.
Pesawat kita akan transit di Balikpapan selama kurang lebih 1,5 jam lalu disambung dengan pesawat ke Tarakan.

Ini pertama kalinya gw menginjakkan kaki di pulau Kalimantan, yang katanya pulau terbesar di Indonesia (if I'm not mistaken, sungguh geografi gw jelek banget). 

Sesampai di Tarakan, kita mencari sang tour leader namanya Mas Nanang. Setelah bertemu Mas Nanang, kita dikenalkan dengan dua orang teman yang lain yang juga berasal dari Jakarta. Mereka adalah Nisa dan Fani. Karena sistem trip yang kita ikuti adalah open trip, maka kita akan gabung dengan rombongan orang-orang lain yang tidak gw kenal sama sekali. Ini sudah entah ke berapa kalinya gw ikut open trip karena lebih suka pergi sendiri untuk melaut.

Sempat berpikir, "Tuhan, tolong kasih aku teman-teman se-trip yang asik, jangan rempong, dan mudah-mudahan ga ada cewek-cewek yang ribet". Dan untungnya cewek-cewek yang kenal dari trip Derawan ini malah ga keliatan kayak cewek. Hahaha. Maap yah Nis and Fan.. :D

Kita berempat lalu naik mobil untuk menuju ke pelabuhan Tengkayu. Tarakan sendiri adalah kota kecil, sehingga dari bandara menuju pelabuhan Tengkayu hanya butuh waktu sekitar 15 menit. Sesampai di pelabuhan Tengkayu, gw dan Yudi memutuskan untuk makan nasi dulu karena nanti kita akan naik speedboat selama 3 jam untuk menuju Pulau Derawan. Gw yang gampang mabuk laut (tapi tetap suka melaut) pun tahu bahwa ini saatnya mengisi perut dan minum Antimo andalan gw.

Setelah makan, kita dikenalkan dengan guide kita yang bernama Mas Peter. Mas Peter yang akan menemani trip kita selama 4 hari di Derawan. Saat berjalan menuju ujung dermaga untuk naik ke speedboat, Mas Peter sempat nunjuk ke arah rombongan 6 orang cowok dan bilang, "Mbak Ebby, itu juga rombongan kita." "Oke", jawab gw sambil mikir "Yah.. Kenapa cowok semua.. Males..." dalam hati. :P
Kita juga satu rombongan bersama keluarga dari Tarakan (yang aslinya dari Purwakarta). Keluarga kecil ini terdiri dari Om Priyo, istrinya, dan kedua anaknya yang masih SMP dan SD (kita manggilnya hanya dedek-dedek saja, hehe).

Jadi rombongan open trip gw kali ini terdiri dari: Gw yang kabur dari Jakarta, Yudi yang lagi nemenin gw kabur dan mau survey tempat, Nisa dan Fani dua sekawan asli Jawa dan merantau di Jakarta, 6 orang pria rombongan Huawei bernama Dana, Kadek, Irfan, Binsar, Arif, dan Alex, keluarga kecil yang terdiri dari empat orang.
Dalam hati masih mikir, "Okay, let's be friends, fellas.." :)

Perjalanan dari pelabuhan Tengkayu menuju Derawan akan ditempuh selama 3 jam dengan speedboat. Saat speedboat baru jalan, air laut yang terlihat masih sangat cokelat, seperti susu cokelat. Bahkan setelah hampir 1 jam perjalanan, air laut pun masih berwarna cokelat. Gw bertanya pada salah satu anak kapal (yang gw lupa namanya dan dia juga menemani kita selama 4 hari di Derawan), "Mas, kenapa air lautnya warnanya cokelat ya?", dia jawab "Karena masih dangkal, mbak..". Gw sempat berpikir apa mungkin ini campuran air sungai juga kali ya.. *lalu sotoy*

cokelatnya air laut.

Selama 3 jam, kita susah untuk melakukan apapun. Yang bisa kita lakukan adalah diam, menahan badan agar tidak jatuh karena guncangan ombak dan speedboat yang kencang, kalau ingin tidur pun ya seadanya sambil duduk tegak dan melipat tangan.

Ga kerasa sudah 3 jam ditempuh, gw membuka mata dan air laut di sekeliling gw sudah berwarna biru. Biru jernih, biru laut, biru yang paling indah yang ada di dunia ini. :)
Kita semua takjub dengan pemandangan di depan kita. Pulau-pulau sudah mulai terlihat dan kapal kita mendekati satu cottage yang berada di atas air (water cottage) dan air laut di sekelilingnya berwarna biru bercampur hijau bening. 

cottage kami, "rumah" selama 4 hari di Derawan :)

depannya cottage

di depan kamar
Kita sampai di penginapan sekitar pukul hampir 05:00 sore. Setelah pembagian kamar, kita ada acara bebas sampai jam 07:00 malam. Mas Peter akan menjemput kita dan membawa kita ke sebuah rumah makan yang bernama Dira. Di rumah makan Dira, kita akan mendapatkan makanan selama 4 hari, mulai dari sarapan sampai dengan makan malam (sudah termasuk paket). Dari penginapan menuju rumah makan Dira kita tempuh sekitar 10 menit kurang dengan berjalan kaki. 
Makanan yang kita dapetin selama disana selalu enak. Entah kita yang kecapekan dan kelaperan, tapi memang enak kok. :D

Setelah makan malam, kita di-briefing oleh Mas Peter untuk acara besok pagi dan mencatat siapa aja yang mau menyewa snorkeling gear. Karena gw selalu bawa snorkeling gear sendiri kemana-mana, jadinya gw tidak menyewa apapun selama disana.

Sehabis makan malam dan briefing, kita kembali ke kamar masing-masing dan acara bebas sampai besok pagi. Karena gw sudah amat sangat lelah, super ngantuk, dan sehabis mandi gw langsung menuju kasur untuk tidur. Padahal saat itu masih jam 09:00 malam waktu Derawan, which is it means masih jam 8 malam waktu Jakarta. Malam Minggu jam 08:00 malam sudah tidur? Yo wes lah. :D

Hari II (Minggu, 3 November 2013)

Di hari kedua, kita sudah standby lagi di rumah makan Dira jam 07:00 pagi untuk sarapan sesuai dengan briefing tadi malam. Saat jalan menuju rumah makan, di dermaga kita ketemu dengan dua ekor lion fish yang berenang dengan asiknya. Kapan lagi bisa ketemu lion fish di depan tempat makan? :D

hello, couple! :)
Setelah makan, kita berangkat dengan speedboat menuju destinasi pertama, Pulau Maratua. Sampai di Maratua, kita bisa turun langsung ke air yang kedalamannya masih setinggi pinggang. Berjalan ke arah laut, baru kedalaman mulai dalam dan bisa snorkeling sambil menyelam-menyelam ke bawah.

Puas bermain laut di Maratua, kita berpindah ke Kakaban. Di spot ini terkenal dengan sting-less jellyfish-nya alias ubur-ubur yang tidak menyengat. Karena saat itu Mas Peter memperkirakan di Kakaban masih ramai orang, kita menuju suatu tempat bernama Goa Kakaban atau yang disebut Lubang Ikan. 
Di tempat ini kita harus masuk ke dalam goa yang tingginya tidak lebih dari pinggang orang dewasa, sehingga kita harus berjongkok rendah dan bahkan merangkak. Hanya dalam waktu 5 menit, kita akan keluar dari goa dan di depan mata kita disajikan pemandangan yang sukses bikin gw bengong. Gw sempet berpikir, "Gw lagi ada dimana ini?" It was so surreal. It's an empty sanctuary (yes, EMPTY) and you can hear the sounds of the wind between the leaves, trees, the sounds of the birds calling each other..

full team :)

Kakaban Cave

Lubang Ikan a.k.a Kakaban Cave
Dan ternyata tidak semua orang tahu mengenai Goa Kakaban ini, pantesan aja tempatnya kosong. Sesudah puas main dan foto-foto disini, kita berangkat menuju Danau Kakaban untuk bertemu dengan the stingless jellyfish. Nampaknya posisi Goa Kakaban ini berada di belakang pulau Kakaban. Kalau di depannya ada pantai dan gate Welcome to Kakaban untuk masuk ke dalam danau Kakaban, maka Goa Kakaban ada di belakang pulau. *menurut gw yah..*

Sebelum masuk ke dalam Danau Kakaban, kita sempat snorkeling di depan Kakaban dan disana terdapat palung yang dalam. Teman-teman yang tidak bisa berenang memilih untuk snorkeling di bagian yang tidak dalam dan juga menggunakan life vest jika ingin snorkeling ke tempat yang dalam. Sedangkan gw, Yudi, Mas Peter, Mas Cucun, dan yang doyan menyelam, mulai main-main di palung karena di sana spot foto yang paling oke. Kita bahkan sempat ketemu penyu. :D

mermaid :D
back to my element again. i was so happy that day. :)
Puas bermain di depan Kakaban, kita makan siang di pinggir pantai dengan nasi kotak yang dibawa dari Derawan. Saat makan siang, gw mulai menghafalkan nama teman-teman yang lain. Maklum lah masih hari kedua, masih suka lupa. :P
Setelah makan siang, gw melirik jam ternyata hampir jam 12 siang. Mas Peter bilang, "Sekarang kita ke danaunya, pasti sepi karena orang-orang lain sedang makan siang." Dan ternyata bener yang dibilang Mas Peter, saat kita sampai di danau Kakaban, danaunya kosong. Jadinya bisa puas main dengan ubur-ubur tanpa senggol-senggolan dengan orang lain.
Untuk berenang dan bermain dengan ubur-ubur disini, kita tidak boleh menggunakan fin karena akan melukai ubur-uburnya. Sudah siap dengan mask dan snorkel, hal pertama yang selalu gw tanyakan setiap bertemu air adalah, "Mas, udah boleh nyebur??" Dan saat dibilang "Boleh", tanpa pikir panjang gw akan masuk ke dalam air. :D
Saat pertama kali megang ubur-ubur, rasanya lucu. Seperti silikon atau jelly (ya namanya juga jellyfish). Memperhatikan cara mereka berenang juga lucu, badannya maju mundur berkali-kali seperti lagi mengokang badannya supaya bisa maju.

Welcome to Kakaban ;)
Me with the boys. Bodyguards baru saya :P
Hello, gorgeous. Let's play!
My new pet :D
Tiba-tiba pas gw lagi asik berenang, gw merasa tempat ini sudah mulai ramai. Pas gw mendongakkan kepala untuk lihat dermaga dan sekitar, ternyata bener aja lho orang-orang sudah mulai memadati tempat ini. Akhirnya kita mutusin untuk lanjut ke destinasi berikutnya.

Destinasi berikutnya kita masih snorkeling di laut biru. Di tempat ini namanya Sangalaki. Sangalaki terkenal dengan penangkaran penyunya. Dan bagi gw spot snorkeling disini jadi favorit karena airnya yang jernih dan di bawah kita langsung pasir putih. Spot foto di sini juga unik. :)

eyes wide open 

clear water :)
make love to the water ;)
Dari sini, kita menuju pulau Sangalaki untuk melihat penangkaran penyu. Saat itu tenaga gw udah bener-bener abis karena seharian berenang. Mau muterin pulau pun ga sanggup. Temen-temen yang lain masih semangat untuk muterin pulau dan foto-foto. Gw hanya sempet foto sedikit dan akhirnya duduk-duduk di pinggir pantai.
Maldives? Bora-bora? Hawaii? No, this is Indonesia :)

with Dana, Kadek, and Alex :)
Akhirnya agenda kita hari itu sudah selesai. Saatnya pulang ke penginapan dan istirahat. Kita sampai lagi di penginapan sekitar jam 4 sore. Sesampai di penginapan, badan sudah lengket dengan keringat, air laut, pasir, dan luka-luka di badan yang ga sengaja kegesek karang mati. Sesudah mandi, bukannya tidur tapi gw dan Yudi muterin pulau untuk cari makanan. Ada satu warung favorit kita, kepunyaan ibu-ibu yang jualan sate daging dan cumi, gorengan, dan indomie. Karena kelaparan dan masih lama nunggu makan malam, akhirnya kita jajan dulu disana.

Malam itu kita semua nongkrong di dermaga. Kalau gw sih nyebutnya "The Love Dock" alias Dermaga Cinta karena disana kita disajikan pemandangan paling romantis (menurut gw ya) yang pernah ada. Dengan mata telanjang kita bisa melihat bintang-bintang bertaburan yang banyak banget, bahkan Mentawai aja kalah. Dan kita bisa melihat plankton yang menyala di kegelapan (glow in the dark). Seumur hidup gw pengen banget lihat plankton yang kayak gini, akhirnya bisa ngeliat juga dengan mata kepala sendiri walaupun ga sebanyak kayak di film Life of Pi. :")
Saat di dermaga, mulailah kita nyanyi-nyanyi ga jelas dari mp3 handphone, nontonin bintang jatuh (gw dapet 4 bintang jatuh :P ), curhat colongan, minum-minum, sampai memancing. Kalau malam kemarin gw tepar ketiduran, jadinya malam ini bisa nongkrong-nongkrong dan ngobrol dengan yang lain. :)

anak Derawan yang berhasil dapetin hiu pas mancing :|
Sekitar jam 11 malam, gw mutusin untuk tidur karena udah ngantuk dan besok kita akan aktifitas dari pagi lagi. 

Hari III (Senin, 4 November 2013)

Di hari ketiga ini, jadwal kita agak lowong. Kita disuruh kumpul jam 8 di rumah makan Dira untuk sarapan. Karena jam tubuh gw udah tersetel untuk bangun setiap hari jam setengah 6 pagi, jadilah jam 6an pagi gw bikin kopi yang disediakan free flow di tempat makan penginapan dan nongkrong di dermaga seperti biasa untuk nonton sunrise.

pagi hari di depan kamar

coffee and sunrise, morning routine

ada kepiting warna ungu :D

di seberang sana lagi hujan nampaknya
Sewaktu kita sampai di Dira, ternyata di dalamnya penuh. Akhirnya kita mutusin untuk makan di pinggir dermaga sambil menonton awan yang agak mendung pagi itu. 

breakfast by the sea :)
Tujuan pertama kita hari itu adalah Pulau Semama. Pulau Semama bentuknya seperti hutan mangrove dan bisa snorkeling walau kedalamannya dangkal. Disana lagi-lagi kita sendiri, tidak ada kapal dari rombongan lain. Suasananya sepi banget, sampai suara serangganya bisa terdengar. Di Semama, gw hanya snorkeling beberapa menit karena ternyata di sana dangkal banget, gw takut kalau lagi-lagi terbentur karang or even worse, kena bulu babi. Sangking dangkalnya, kita yang di kapal terpaksa jalan meninggalkan para cowok yang asik snorkeling karena takutnya kapal karam terkena karang-karang di perairan yang dangkal tersebut. Dan ternyata kapal jalan agak jauh ke tengah, jadinya bikin para cowok berenang (sangat) jauh. Kasian juga, hahaha. :"D
Selama menunggu para cowok datang, kita foto-foto di atas speedboat dan sempat bertemu beberapa penyu dan pari yang lalu lalang. Keluar dari Pulau Semama, pemandangannya juga indah banget. Airnya biru jernih sampai pasir putihnya kelihatan dari dasar.
Semama Island, clear water and sooo quiet.

leaving the boys :D

panorama pic of Semama, no edit

Semama island, waiting for the boys

1st time selca at the island :D

blue sky, clear water, and tanned skin. i was sooo HAPPY

akhirnya datang juga ni orang-orang

Mas Cucun beserta harta karun temuannya :D
Di saat para pria sudah kecapekan berenang dari dalam Pulau Semama keluar, kita akhirnya pindah destinasi menuju laut yang beda lagi untuk snorkeling di tempat yang lebih dalam. Sesudah puas snorkeling di sana, kita pindah ke satu pulau kosong yang hanya diisi pasir putih, bernama Pulau Gusung. Saat kita datang pulau ini nyaris kosong, hanya ada satu rombongan kapal yang sudah siap-siap pulang. Di Pulau Gusung ini, pemandangannya keren banget untuk foto-foto terutama foto pre wed. :D

look at the color.
an empty Gusung Island

so, this is heaven.. :)

the sky, the clouds, the water. perfect!
one of my fave pic. no edit.

hello! :D

levitasi hore :)
Untuk beranjak dari Pulau Gusung memang berat. Apalagi mengingat hari itu adalah hari Senin, yang biasanya lagi kerja di depan komputer dan saat itu kita malah lagi asik di pulau kosong yang indah banget. :)
Menjelang makan siang, kita kembali lagi menuju Pulau Derawan untuk makan siang. Kali ini kita ga berlabuh di dermaga yang biasa. Sekarang kita berlabuh di dermaga yang dekat dengan Derawan Cafe. 

sadis ya warna air lautnya.
Setelah makan siang di dermaga, kita dikasih waktu bebas untuk istirahat sampai menjelang makan malam. Siang itu gw udah niat mau berangkat ke penginapan lagi, tapi waktu lagi jalan tiba-tiba gw dipanggil oleh para cowok rombongan Huawei untuk makan kelapa muda bareng mereka dan Fani + Nisa. Sementara gw asik makan kelapa muda dan ngobrol, si Yudi nungguin gw di penginapan karena kunci kamarnya ada di tas gw. Hahaha. Nuhun yak Yud atas pengertiannya.. :D

Hari itu bakal jadi malam terakhir kita semua di Derawan. Sore terakhir juga. Jadilah kita mau main sepuasnya. Sempet nemenin para cowok Huawei untuk jadi juru kamera mereka saat mereka dengan kocaknya main banana boat. =))

row row row the boat.

penyu di depan kamar. :)
Malam itu kita nongkrong lagi di dermaga, tuker-tukeran contact number dan socmed account, diselingi lagu-lagu curhatan (lagi), dan bintang jatuh. Setiap ngeliat bintang jatuh, permintaan gw sudah bergeser tidak seperti awal. Yang gw inginin cuma satu, yaitu kembali lagi ke Derawan. Entah kapan, entah dengan siapa, dan entah dengan perasaan berbeda yang dibawa.

Hari IV (Selasa, 5 November 2013)

Di hari terakhir ini, jadwal kita hanyalah packing, sarapan, berkumpul sebentar, dan kembali ke Tarakan dengan speedboat selama 3 jam perjalanan. 

with Huawei boys
Meninggalkan suatu tempat yang kita sebut pecahan surga ini memang berat. Harus kembali lagi ke rutinitas, kembali kepada kemonotonan hidup, dan menjauh dari laut untuk beberapa saat lagi. Saat speedboat menjauhi Pulau Derawan dan cottage tempat menginap selama 4 hari itu pun bikin tambah ga rela pulang. :(
But life must go on, right? And i know next trip is gonna be waaaaaay more awesome. :)

Ada kejadian lucu saat di speedboat pulang menuju Tarakan. Saat perjalanan baru 1 jam, gw kebelet buang air kecil. Yap, sodara-sodara. Di tengah laut antah berantah, in the middle of nowhere on a speedboat gw kebelet pipis. Mending kalo kapalnya ada WC, nah ini ga ada. :"D
Dengan pasrah gw bilang ke Mas Peter yang duduk di samping gw, "Mas, kebelet kencing euy..". Mas Peter langsung berjalan ke depan menuju driver speedboat dan mereka memberhentikan kapal. Speedboat yang tadinya penuh guncangan dan orang-orang sudah terlelap, sekarang terbangun karena tiba-tiba sunyi senyap. "Kenapa? kenapa?" pada nanya.
Gw: "Engg..... Gw kebelet...."
Yang lain: (menatap gw ga percaya dan nahan ketawa).

Seperti yang kita tahu, mau ga mau gw harus kencing di laut. Gw yang ketawa sendirian dan yang lain juga pasti nahan ketawa, akhirnya dibantu oleh istrinya Om Priyo yang baik hati (matur suwun tanteee..), gw ke ujung speedboat yang deket mesin, ditutup dua lapis kain bali sebagai tirai dan dipegangin si tante dan Yudi, gw berhasil buang air kecil. Ayeeeyy! Udah serasa di acara Survivor ato Hunger Games aja ini mah. Hahaha.

Lanjut lagi perjalanan ke Tarakan, kita berpisah dengan Om Priyo dan keluarganya karena mereka sudah dijemput driver mereka. Kita yang kelaparan memutuskan untuk makan kepiting di restoran Kepiting Saos Kenari yang katanya terkenal enak itu. Walaupun lamaaaa banget, dan rasanya cuma lumayan enak (lebih enak kepiting Dandito kalo kata para pria Huawei), kita tetep memakan habis semua menu yang dipesan. Maklum lah euy kelaperan.

Sehabis makan, kita sempet berkunjung ke Kawasan Konservasi Mangrove dan Bekantan di Tarakan. Katanya disini kita bisa menyaksikan secara langsung monyet yang paling ganteng itu gelayutan di atas pohon. Gw penasaran maksudnya monyet paling ganteng kayak apa, ternyata si monyet Dufan toh. :D
Kawasan konservasi ini seperti taman kota dicampur dengan kebun binatang. Walaupun tidak banyak binatang yang bisa dilihat, tapi kita bisa menemui beberapa jenis monyet dan burung. Tiket masuknya hanya seharga Rp 3000 dan ternyata di dalam juga banyak para pengunjung yang berburu penampakan bekantan.

the gate

me :D

niatnya mau foto sendirian, malah diganggu sama 5 orang langsung :"D

Kawasan Konservasi Mangrove dan Bekantan

Fani, the new travel bud :)

Nah itu dia monyetnya :D

Haaai :D

Setelah dari Kawasan Konservasi Mangrove dan Bekantan, kita sempat beli oleh-oleh kepiting soka untuk orang di rumah, dan akhirnya kita semua menunggu pesawat yang sama untuk membawa kita kembali ke Balikpapan, dan lanjut ke Jakarta untuk gw, Yudi, dan Fani. 

One of the most irritated thing of traveling is saying goodbye to our new travel bud. We don't know when will we meet each other again, or when will we go traveling again. The best we can do is just keep in touch and keep traveling. :)

Selama pengalaman traveling sendirian ataupun ikut open trip orang, teman-teman trip kali ini adalah travel bud yang paling membuat gw nyaman, paling asik, dan paling berkesan. :)
Pada awalnya gw agak skeptis (ciyee skeptis, haha) dengan rombongan para cowok rame dan keluarga kecil yang gw pikir bakal sedikit menyusahkan selama trip. Dan ternyata? Tidak sama sekali. Gw bahkan beruntung bisa dapet temen traveling di Derawan yang seperti mereka.

Next time, yuk kemana lagi kita? :)

"For whatever we lose, it's always our self we find in the sea." (E.E. Cummings)

-Ebby, yang percaya bahwa memiliki darah keturunan pelaut-

NOTE:
- Harga tiket pesawat PP Jakarta - Tarakan - Jakarta pada saat low season bisa didapat dengan kisaran Rp 1.200.000 s/d Rp 1.300.000 dengan budget airlines. Karena kemarin gw berangkat saat long weekend, harga tiket pesawat jadi lebih mahal sedikit, yaitu Rp 1.700.000 an dan dapat diskon karena pakai CC BRI jadinya Rp 1.600.000.
- Untuk trip kali ini gw menggunakan jasa open trip dari rekomendasi Yudi. Jikalau ingin bertanya, silahkan komen dan akan gw berikan contact-nya Yudi. Yang pasti, gw merekomendasikan jasa open trip dari tour yang satu ini karena gw sangat puas dengan pelayanannya, guide-nya pun handal. Kita akan dijemput di bandara Tarakan dan sampai pulang kembali akan diantarkan ke bandara Tarakan.
- Kemarin gw tidak diving selama di Derawan, karena ga bisa memperkirakan waktu. Gw hanya berhasil mengumpulkan beberapa infonya saja. Untuk harga selama 1 hari (3 kali turun), sekitar Rp 900.000an dan belum termasuk kapal. Biaya kapal dipisah lagi, ada yang speedboat dan ada yang kapal biasa. Next time, i'll try to dive there :)
- Selama di Derawan (bahkan Tarakan), sinyal Indosat tidak terlalu bagus. Di Derawan aja sinyal Indosat gw hilang. Yang paling bagus selama disana adalah Telkomsel. Kalau ingin update-update di socmed selama di sana, disarankan bawa smartphone yang sim card-nya Telkomsel ya. Tapi sempet juga kemarin ada yang bilang sinyal XL disana bagus.
- Waktu yang bagus untuk traveling disana sih kalau kata orang-orang pada saat musim kemarau atau panas, jangan lewat dari akhir Oktober karena sudah masuk penghujan. Selama gw disana Alhamdulillah cuacanya selalu cerah, hanya pada saat subuh aja hujan dan saat kita aktifitas seharian pasti selalu panas (banget). :)